Memperingati hari HAM Internasional : Pentas Kethoprak Srawung Bersama dengan lakon "BEBANTEN".

Dalam rangka memperingati hari HAM Internasional yang jatuh pada tanggal 10 Desember 2018, Sekber’65 berkerjasama dengan KSB (Kethoprak Srawung Bersama) dan Amnesty Internasional Indonesia menyelenggarakan Pentas Kethoprak dengan lakon “BEBANTEN”.

Menurut bahasa Jawa “Bebanten” mempunyai arti pengorbanan dengan latar belakang tentang pemilihan lurah di suatu desa, yang mana diceritakan ada 2 kandidat yaitu calon nomor satu yaitu Pranajaya dan pesaingnya Kramayuda.

Pranajaya memakai berbagai macam cara untuk menang dalam pemilihan lurah ini, bahkan dengan cara kekerasan pun tak segan ia lakukan yang kemudian berakibat terbunuhnya salah satu team sukses Kramayuda yaitu Genter.

Di akhir cerita kemudian diketahui bahwa dalang pembunuhan dan kekacauan itu adalah team sukses Pranajaya Trunokecu yang berhasil ditangkap.

Dengan cerita yang dibangun kelompok Kethoprak Srawung Bersama berusaha mengedukasi penonton bahwa persaingan dengan melakukan cara-cara kotor dalam berpolitik akan sangat riskan dampaknya bagi masyarakat. Cara-cara kotor itu dapat mengakibatkan masyarakat terpecah belah, bahkan bisa menimbulkan gesekan antar lapisan masyarakat. Cerita ini sangat relevan dengan kondisi politik di negeri ini yang sedang mengalami panasnya suhu politik di masa kampanye Pilpres ini. 

Pentas Kethoprak kali ini bertempat di Rumah Banjarsari, Jl. Syamsurizal No.10, Banjarsari, Surakarta. Guyuran hujan tidak menghalangi para penonton yang berjubel, antusias menikmati pentas kethoprak ini.

Hadir pula dalam pentas kali ini perwakilan dari Pemkot Solo yang diwakili oleh Ibu Sumilir. Banyak juga tokoh-tokoh masyarakat, pelaku seni, dan turis mancanegara yang hadir dalam pentas kethoprak kali ini. 

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *