Diskusi Rutin : Forum Generasi Muda (FGM)

Selasa (26-03-2019). Dengan menghadirkan pakar sosiolog Akhmad Ramdhon, S.Sos, M.A, Sekber’65 menggelar diskusi rutin yang masuk dalam agenda Forum Generasi Muda (FGM) dan berlangsung di Kantor Sekber’65 Surakarta.

Diskusi yang bertajuk Diskusi dan Kumpul Bareng Obrolan Generasi Muda ini pun menarik perhatian sejumlah generasi muda baik yang bergabung dalam organisasi kemahasiswaan ataupun dari luar akademisi.

Pemilu serentak 2019 menjadi topik bahasan diskusi kali ini. Dengan waktu pemilihan kurang dari 1 bulan lagi maka kondisi suhu politik menjelang Pemilu semakin panas. Akhmad  Ramdhon dalam paparannya juga mengatakan bahwa Pemilu 2019 ini akan menjadi pilot project efisiensi berlangsungnya demokrasi di Indonesia. “Sebelum 2019 Pemilu kita dianggap berbiaya tinggi dari sisi pendanaan. Melalui Undang-Undang Pemilu yang baru maka kedepan akan ada pelaksanaan Pemilu yang terintegrasi dimana Pilkada juga dijadikan paket dalam kesempatan itu.”, tambahnya.

Efisiensi pendanaan Pemilu yang disasar pemerintah dirasa memang masih ditemukan resiko-resiko atau kosekuensi terhadap berlangsungnya Pemilu serentak 2019. “Disamping rumitnya pelaksanaan Pemilu karena akan ada 5 surat suara, akibat yang paling fatal adalah perhatian masyarakat tercurah hanya pada persaingan antara Jokowi dan Prabowo. Sebagian besar orang awam tidak mengenal siapa calon DPD dan DPRD yang akan kita pilih.” ujar Akhmad Ramdhon

Penanggung jawab Sekber’65, Winarso yang akrab disapa Mbah Narso menambahkan bahwa, salah satu fakta dalam hidup berpolitik saat ini adalah para partai politik sekarang ini tidak lagi mempunyai Ideologi yang kuat. “Sekarang kita memasuki proses demokrasi yang transaksional. Jadi dengan kondisi politik saat ini membuat kita menjadi tidak lagi harus ‘membutuhkan’ Partai Politik, karena Partai Politik sekarang ini jauh dari apa yang disebut berlandaskan Ideologi. Sekarang Partai-partai Politik ini dibangun ditujukan untuk mengambil kekuasaan bukan benar-benar untuk rakyat”.

Senada dengan hal itu Akhmad Ramdhon menambahkan bahwa, kita harus menciptakan ‘aktor-aktor’ baru diluar narasi Partai Politik, yang saya harapkan hadir dari kalangan muda kita. Kemudian beliau juga berharap bahwa dalam kontestasi politik sekarang ini, semoga masing-masing pendukung-terutama pendukung Capres dan Cawapres-mau menghormati apapun hasil Pemilu nanti. “Karena saya masih mendapat kabar bahwa masing-masing pendukung Capres masih saling serang, saling memusuhi, bahkan yang paling parah sampai tidak menganggap bahwa Jokowi hingga detik ini masih menjadi Presiden. Itu menyedihkan, karena berarti gagalnya fungsi politik sebagai pendidikan politik, dan itu menurut saya menjadi problem yang serius”, pungkasnya.

Acara diskusi ini kemudian ditutup oleh Mbah Narso sekaligus memberikan informasi bahwa Diskusi Forum Generasi Muda yang akan datang akan berubah format menjadi Workshop. Dengan perubahan format diskusi yang akan datang memungkinkan untuk memperluas cakupan peserta diskusi, tidak hanya terbatas untuk kalangan mahasiswa dan akademisi saja tapi juga para kaum muda yang lain. (sekber65/gb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *